Assalamu’alaykum
warahmatullahi wabarakatuh ...
Sabtu
dan minggu yang lalu, tanggal 13-15 April 2013 alhamdulillah kami diberi
kesempatan untuk dapat menjalani Pelatihan Menjadi Tutor yang di selenggarakan
oleh BPU JMMI ITS. Train 42 nama nya, apa sih Train 42 itu? Train 42 merupakan
kepanjangan Training For Tutor yang merupakan program kerja BPU JMMI ITS yang
bertujuan untuk memberi pelatihan kepada pesertanya dan diharapkan para alumni
pelatihan mampu menjadi pengajar dari kampung binaan JMMI ITS.
Rangkaian
kegiatan Train 42 yang dilakukan 2 hari tersebut sangat menyenangkan. Di hari
pertama kami menjalani kegiatan berupa pemberian materi oleh
pembicara-pembicara yang telah berpengalaman, simulasi mengajar langsung, dan
mabit pada malam hari nya. Kemudian di hari kedua kami melakukan syuro’ dan
presentasi terhadap hasil simulasi yang telah dilakukan hari sebelumnya. Ada keinginan
untuk sedikit menceritakan pengalaman yang kami lalui selama 2 hari ini. Semoga
bermanfaat.
Di
hari pertama, pemberian materi pertama oleh bapak Asril Novian Alifi. Beliau
adalah angkatan pertama dari program “Indonesia Mengajar”. Motto beliau adalah
Inspirasi Tiada Henti. Benar, seperti motto hidupnya, beliau begitu memberi
inspirasi kepada kami, para peserta Train 42 dalam mengajar. Pak Asril berbagi
pengalamannya mengajar di Lampung selama setahun saat melakukan program
Indonesia Mengajar. Berbagai tips dalam mengajarpun beliau bagi dalam materinya
yang terbatas 2 jam saja. “Jadi pengajar gak boleh jaim” itu lah yang selalu di
tekankan pas Asril supaya menjadi pengajar yang berhasil. Kemudian
materi yang tak kalah menariknya, yaitu materi yang dibawakan oleh Bapak Bagoes
Sunyoto. Hidup sekali, bermanfaat, pasti ! adalah motto hidup beliau. Beliau
menekankan agar kami, calon pengajar dalam memberikan materi harus kreatif agar
murid didikan kita juga menjadi kreatif guna Indonesia Emas kedepannya. Pak
Bagoes ini amatlah anti copy paste, atau sering disingkat copas. Menurut beliau
copas merupakan suatu pembodohan terhadap akal, pelumpuhan dan pengerdilan
nalar. Pak Bagoes juga memberikan trik-trik dalam mengajar, khusunya kepada
anak-anak kecil, sasaran mengajar kami.
Ba’da
shalat ashar kami langsunng melakukan simulasi dengan terjun langsung ke salah
satu daerah binaan, yaitu di daerah Medokan, Surabaya. Subhanallah, sampai
disana kami disambut dengan riuh rendahnya suara anak kecil. Banyak ternyata anak-anak
di kampung binaan Medokan ini, senang rasanya telah lama tidak berkumpul dengan
anak-anak kecil seperti suasana kali itu. Kesan pertama, anak-anak disini
sangat senang melihat kedatangan kami, meski awalnya mereka susah di atur tapi
itu merupakan tantangan tersendiri untuk kami sebagai pengajar baru. Mencuri
perhatian mereka tidaklah mudah. Kami menggunakan 3 metode dalam pemberian
materi kepada adik- adik. Kami memberikan materi Isro’ Mi’roj dengan metode
komik, lagu dan pemberian pertanyaan disertai reward. Alhamdulillah materi kami bisa ditangkap oleh adik-adik
kampung binaan Medokan. Pengalaman mengajar terebut adalah pertama dan sangat
berkesan terhadap kami. Kemudian
kami, para akhwat menuju SDIT tempat kami menginap semalam. Malam harinya diisi
materi oleh mbak Immash Pratiwi serta melihat film yang berjudul “Tanah Surga
Katanya”.
Di
hari yang kedua sekaligus hari terakhir kami menjalani pelatihan ini, kami
mengadakan syuro’ sekelompok kampung binaan Medokan dan mempresentasikan hasil
simulasi yang telah kami lakukan hari sebelumya. Kami juga memberi saran untuk
BPU kedepannya dalam melakukan inovasi-inovasi pengajaran agar adik-adik yang
berada di kampung binaan tidak bosan.
Demikianlah
2 hari yang telah kami lalui saat melakukan Training For Tutor, semoga apa yang
kami lakukan 2 hari ini dapat bermanfaat untuk sesama karena sebaik-baiknya
manusia adalah yang bermanfaat untuk sesamanya, aamiin ..
Wassalamu’alaykum
warohmatullahi wabarakatuh ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar